naughty joglo

beberapa waktu yang lalu ada sayembara desain rumah joglo, ga ada penjelasan yang detil mengenai lomba ini, hanya diminta mendesain sebuah rumah joglo modern karena si pemilik suka, hmmmm.....gak jelas. mencoba membuat doktrin sendiri bahwa g perlu buat rumah joglo..bwahahaha..., karena yg lebih inti daripada bentuk (FORM) adalah makna, falsafah, ide (CONTENT). mencoba mentranformasikan nilai-nilai falsafah arsitektur tradisional ke dalam suatu bentuk yang kontemporer, untuk dapat menjawab tantangan/masalah yang terjadi.

keterbukaan, arsitektur halaman, rumah ini bukanlah suatu bangunan yang utuh, melainkan halaman yang berisi sekelompok unit bangunan dengan fungsi yang terbuka.
ruang luar, ruang dalam saking mengimbas tanpa pembatas yang tegar. Dinding ruangan sekedar hanya merupakan pembatas bukan dinding pemikul, juga fleksibel. Arsitektur bukan lagi suatu blok massa, tetapi suatu ruang tetapi sebuah ruang tempat terjadinya aktivitas. dan kebudayaan orang jawa rumah sebagai ruang publik untuk menyelenggarakan perhelatan. serta penggunaan fasad dari bahan-bahan alami yang banyak ditemukan di sekitar lokasi.



kebudayaan masyarakat kita yang sering mengadakan berbagai macam acara publik di rumahnya. maka ruang-ruang yang terdapat pada bangunan bersifat fleksibel serta keterbatasan lahan yang dimiliki. ruang-ruang didalamnya bersifat cair, tidak ada batas yang jelas antar ruangan, serta dapat mewadahi berbagai macam fungsi.


oiya, ini sayembara rumah joglo bukan rumah tradisional, terserah lah yang pentin saya sudah bisa menyalurkan hasrat berarsitektur saya, hehehe,,,kompetisi memang cara terbaik untuk mengeluarkan hasrat2 itu, di dunia nyata masih belom bisa, mudah mudahan bisa besok..


a girl named salvation

Did I meet a girl? I think I might have...but maybe not. Who knows anymore?
I hope I did, but I probably didn't.
Though I must say I haven't even considered thinking "have I met a girl?" in an incredibly long time. I am over-analyzing this
-ghostco-

lost in translation

by the way, anyway, busway, akhirnya jogja punya juga busway versi sendiri, yah walaupun masih banyak kekurangan di sana-sini, tapi semoga saja dapat mengurangi sedikit masalah-masalah kota, lha gimana mau banyak, bus nya kecil halte nya juga masih sedikit. 2 hari belakangan ini perasaan saya sedang tidak menentu...hehe, mau ngerjain sayembara taman ayodia juga stuck, absolutely have no idea, mungkin dipengaruhi oleh perasaan hati saya yang sedang tak menentu, dan sedikit ketakutan, minggu depan saya berencana magang di jakarta, dilanjut dengan kkn di bintan, berarti total meninggalkan jogja 5 bulan.wew. ada sedikit ketakutan, tentang keputusan yang saya ambil apakah itu sudah tepat atau itu salah!akhirnya setelah seharian bengong di kamar liatin TOR malemnya memutuskan nyobain trans-jogja..tujuanya mo ke alun-alun. naek dari ambarukmo buat nitipin kendaraan.

the kids

penuh banget haltenya antri sampe luar. dari ambarukmo naek jalur a1 turun di vredenburg, ternyata jogja rame juga lagi ada sekaten, ternyata area di ujung jalan malioboro menjadi sebuah publik space yang ramai oleh berbagai komunitas. masuk ke skaten bayar karcis, kayanya lebih rame dari taun kemaren acaranya..jalan-jalan gada tujuan

the light

the circle

the colours

the path

jogja gallery

akhirnya memutuskan pulang.......and shit happen!!!!yang katanya trans-jogja sampai jam 10, sekarang jam 9 kurang tapi katanya udah abis jalur yang saya cari.darn. terpaksa, asal naek bus turun di halte paling deket, abis itu naek becak..wahahahaha.....sekalian piknik yang jogja banget, naek becak liat lampu-lampu jogja yang bakalan tidak dapat saya nikmati 5 bulan ke depan.

the city

i dont need sex, the school of architecture fuck me all time

Finally I could do blogging again, after one term with mr.ikaputra, I was made couldn’t felt alive, but couldn’t felt died either. hehe... along with works from “Taman Pintar” project which turns out to got no ends and uncertain, this semester I feel exhausted. Unlike previous semesters, this semester I learn more about urban design, I am also doing 3 projects at the studio (usually one project one semester). Actually, what makes me fall in love with architecture was that I fall in love with city and every single aspect of them before. since i like watch many movies. I read many books about urbandesign, from Aldo Rossi, trancik to the pervert Rem Koolhaas^^, like a child that just might go out of the house, the euphoria of theories and people thoughts about cities very interest me. In fact most theories/thoughts are based on the condition outside there, which life culture are different from Indonesian, if according to me, it is not wrong to use the concept that was successful used by other advanced big city. hehee.... in this studio I do more explored, dare to speak up my idea than just followings what my mentor said.. despites the grade that I got at the end was not as good as previous studios, but I don’t know, I felt more satisfied with this project.. yess indeed, my ideas are still unreasonable, and still needs much learning, but its like there’s this term “architectural masturbation” which means channeling my passion and get satisfaction from doing architecture. Wehehehe..for the next posting, I’ll try to post some of my works, I don’t care whether it’s good or or not.